Jumat, 16 September 2011

RINGKASAN BUKU "PETUNJUK KEJALAN YANG LURUS"


 ZUHUD
Siapa yang inggin tanaman akherat, maka Kami akan menambah tanamannya (hasilnya) dan siapa yang inggin (berusaha) tanaman dunia, maka Kami akan  memberi padanya dan dia di akherat tidak mendapatkan bagian. (Syura 20)
Sahl bin sa’ad r.a. berkata:
Seorang datang kepada Nabi saw dan berkata : tunjukan aku amal perbuatan bila sya kerjakan disayangi Allah dan dicinta oleh manusia? Jawab Nabi saw : Berzuhudlah di dalam keduniaan niscaya anda disayang oleh Allah dan jangan tamak terhadap apa yang ditangan manusia niscaya anda disayang oleh sesama manusia. (H.R. ibn Majah)
Atthabarani berkata: Kosongkan dirimu dari kerisauan dunia sedapat mungkin, sebab siapa yang lebih banyak kerisauannya mengenai dunia, maka Allah akan menyebarkan ladangnya, dan menjadikan rasa kemiskinan itu selalu membayang diruang matanya, sebaliknya siapa yang lebih banyak sibuknya mengenai akherat, maka Allah akan mengumpulkan semua urusannya dan menjadikan rasa kaya dan cukup itu menenangkan hatinya. Dan tiada seorang yang menghdapkan hatinya pada Allah, melainkan akan menjadikan hati kaum mu’minin merasa sayang dan kasih padanya dan Allah selalu menyegerakan untuknya segala kebaikan.
Alqadha’i meriwayatkan : zuhud pada dunia itu merahatkan hati dan badan (jasmani dan ruhani) dan inggin dunia itu memperbanyak risau dan sedih  dan libur (tidak bekerja) itu membekukan hati.
Attirmidzi meriwayatkan : zuhud di dunia itu bukan dengan mengharamkan yang halal atau menghambur-menghamburkan uang, tetapi zuhud pada dunia itu, supaya anda lebih percaya pada jaminan Allah lebih dari pada apa yang ditanganmu sendiri dan kesenanganmu pada pahala mushibah lebih dari pada bila selamat tidak terkena musibah.

RIYAA’
Maka siapa yang benar-benar mengaharap bertemu pada Tuhannya, maka hendaknya berbuat amal yang baik dan tidak mempersekutukan Tuhan dengan sesuatu apapun. (Alkahfi 110).
Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya yang sangat aku kuatirkan atas kamu, yalah syirik yang kecil (samat) yaitu Riyaa’. Kelak pada hari qiyamat Allah akan berkata terhadap orang-orang yang riyaa’ dalam amal perbuatan mereka: pergilah kamu kepada orang-orang yang dahulu kamu riyaa’ (inggin dipuji dan dilihat mereka) di dunia, lihatlah apakah kamu bisa mendapatkan balasan pahala dari mereka? (H.R. Ahmad)
Hikayat:
Sesorang menjamu sufyan Atstsauri serta kawan-kawannya, lalu ia berkata pada istrinya : Keluarkan hidangan dalam talam, tetapi yang saya bawa ketika haji yang kedua. Maka Sufyan Atstsauri berkata : Kasihan (miskin) orang itu telah menggugurkan (merusak) pahala kedua-dua hajinya itu.
UJUB DAN SOMBONG
Pahala sorga yang di akherat itu, Kami sediakan untuk mereka yang tidak mengigikan kebesaran di bumi (di dunia) dan tidak berbuat kejahatan (kerusuhan) dan akibat (kesudahan) yang baik itu tetap bagi orang-orang yang bertaqwa. (Alqashash 83)
Tidak akan masuk neraka, orang yang di dalam hatinya ada seberat sebiji sawi dari pada iman, Dan tidak akan masuk surga hatinya ada seberat biji sawi dari sombong. (H.R. Muslim, Abu Dawud)
Abu Naiem meriwayatkan : Nabi saw bersabda: Siapa yang memuji dirinya sendiri atas suatu amal salih, berarti telah tersesat dari pada mensyukurinya dan gugur amal perbuatannya.
Rasullullah saw bersabda:
Siapa yang merasa dirinya besar, lalu sombong dalam jalannya, maka ia akan menghadap pada Allah, sedang Allah murka padanya. (H.R. Ahmad)
TAWADHU’
Ibn Abud Dunia meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda : Tawadhu’ (merendah diri) itu tidak akan menambah kepada seseorang kecuali ketinggian karena itu bertawadhu’lah kamu, semoga Allah meninggikan derajatmu. Dan pemberiaan maaf itu tidak menambah sesuatu bagi seseoarang kecuali kemulyaan, karena itu maafkanlah olehmu, semoga Allah memulyakan kamu. Dan sedekah itu tidak akan menguranggi harta, melainkan akan bertambah banyak, maka bersedekahlah kamu semoga Allah merahmati kamu.
Abu Naiem meriwayatkan : Nabi swa bersabda: Bertawadhu’lah kamu, dan duduklah bersama orang-orang miskin, niscaya kamu menjadi orang-orang besar disisi Allah, dan terlepas dari sifat sombong.
MARAH
Atthabarani meriwayatkan:
Siapa yang dapat menahan mmarahnya karena Allah, maka Allah akan menghindarkan dari siksa-Nya.
Abu Dawud dan Ibn Abid Dunia meriwayatkan: Nabi saw bersabda:
Siapa yang dapat menahan marahnya, padahal ia kuasa untuk melampiaskan marahnya itu, maka Allah akan memenuhi hatinya  dengan iman dan rasa aman ketenangan.
Ibn Asakir meriwayatkan: Nabi saw bersabda:
Pasti mendapatkan kasi sayang Allah, orang yang mengalami sesuatu yang memerahakannya, tetapi ia tetap sabar (tidak marah).
GHIBAH (MENYEBUT KEJELEKAN ORANG)
Hai orang-orang yang beriaman jauhilah kebanyakan dari sangka-sangka itu, karena sebagian dari pada sangka-sangka itu berdosa dan jangan menyelidiki kesalahan orang dan janganlah sebagian kammu menggunjing (mengumpat) sebagian yang lain, sukakah sekiranya seoranng makan daging saudaranya yang telah mati, tentu kamu jijik. Karena itu bertaqwalah pada Allah sungguh Allah maha penerima tobat lagi penyayang. (Alhujurat 12).
Jabir da Abu Saeid r.a. keduanya berkata : Rasulullah saw bersabda:
Awaslah kamu dari   ghibah, karena ghibah itu lebih berat dari pada berzina. Ditannya : Bagaimanakah? Jawabnya : sesunggguhnya seorang yang berzina bila bertobat, maka Allah memberinya tobat (maaf), tetapi orang yang ghibah tidak akan diampunkan oleh Allah, sehingga dima’afkan oleh orang yang dighibah itu. (H.R. Albaihaqi, Atthabarani, Abu Asysyaikh, Ibn Abid Dunia).
NAMIMAH (MEMFITNAH/MENGADU DOMBA)
Dan jangan kamu ikuti orang-orang yang banyak bersumpah, lagi hina. Yang banyak mencelah menyebar fitnah.(Alqalam 10-11)
Hudzaifah r.a. berkata: Nabi saw bersabda:
Tidak akan masuk surga tukang fitnah(adu-adu)(H.R. Bukhari, Muslim).
DUSTA
Ahmad dan Abusy Syaikh meriwayatkan : Nabi saw bersabda:
Awaslah kamu dari dusta, karena dusta itu  menyalahi iman.
Attirmidzi, dan Abu Naiem meriwayatkan: Nabi saw bersabda:
Jika seorang hamba itu berdusta, maka Malaikat itu menjauh dari padanya sejauh satu mmil, karena sangat busuk bau perbuatannya itu.
USAHA
Abu Burdah bin Nivar berkata: Rasulullah saw bersabda:
Seutama-utama usaha penghasilan itu talah jual beli yang jujur dan penghasilan yang didapat dari pekerjaan tangan sendiri.(H.R. Ahmad dan Atthabarani).
Ibn Abbas r.a. berkata: Nabi saw bersabda:
Siapa yang pada sore harinya merasa capai (lelah) dari amal usaha yang dilakukan dengan kedua tangannya sendiri, maka ia pada sore itu telah diampunkan dosanya.(H.R. Atthabarani).
Almiqdad r.a. berkata : Nabi saw bersabda:
Tiada seorang makan makanan yang lebih baik dari pada seorang yang makan dari hasil amal usaha tangannya sendiri.(H.R. Ahmad, Bukhari)
Uqbah bin Almundzir r.a. berkata : Nabi saw bersabda:
Sesungguhnya nabi Musa as telah menjdi buruh selama delapan atau sepuluh tahun untuk menjaga kehormatan (kemaluannya) dan isi perutnya.(H.R. Ahmad, Ibn Majah)
HAK-HAK TETANGGA
Semabahlah Allah dan janganlah mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun dan terhadap ayah dan ibu harus berlaku baik dan terhadap famili dekat dan anak yatim, orang miskin, tetangga sefamili, tetanga yang bukan sefamili dan kawan dalam perjalanan.
Albazar dan Atthabarani meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda:
Tidak beriman (percaya) kepadaku orang yang semalam kenyang sedang ia mengetahui bahwa tetangga yang disamping rumahnya menderita kelaparan.
Dalam riwayat Bukhari, Rasulullah saw bersabbda:
Siapa yang benar beriman pada Allah dan hari kemudian, maka janganlah menggangu tetangganya  dan berpesan-pesan baiklah kamu terhadap tetangga.`

Tidak ada komentar:

Posting Komentar