Minggu, 21 November 2010

AKU AKAN MENAMBAH JIKA KAMU TAMBAH


            Seorang saleh berkata:”dulu, di kota Bashrah terdapat seorang lelaki yang bernama  Zakwan. Dia adalah seorang pemimpin pada zamannya. Ketika dia meninggal dunia, tidak seorang pun penduduk Bashrah yang tidak menjenguk jenazahnya.
            Ketika semua penziarah telah pergi, aku tertidur di dekat kubur tersebut. Dalam mimpiku tiba-tiba aku melihat ada seorang  malaikat yang turun dari langit dan berkata : “Wahai para ahli kubur, berdirilah karena amalmu. Maka kubur-kubur tersebut terbuka sedangkan diantara mereka itu terdapat Zakkwan yang memakai dua perhiasan yang sangat indah dan tidak dapat diungkapkan keindahannya dan diatas kepalanya terdapat sebuah mahkota yang terbuat dari  emas merah yang tersusun padanya bermacam-macam  mutiara dan batuh mulia. Kemudian aku berdiri sambil mengucapkan salam keselamatan  dan kesuksesan kepdanya . akan tetapi, aku memperhatikan ada sebuah bintik hitam dimukanya, maka aku bertanya kepadanya tentang bintik hitam tersebut, kemudian dia menangis sejadi-jadinya dan berkata.
            “Wahai saudaraku, berapa hari sebelum kematianku, aku berjalan-jalan di antara jalan-jalan kota Bashrah, kemudian aku menyaksikan seorang gadis yang sangat cantik yang belum pernah aku melihat mata yang lebih indah dari matanya. Aku bertanya kepadanya:”Wahai wanita, apakah kamu tidak mempunyai suami?” Dia menjawab:’ wahai orang tua mengapa kamu bertanya seperti itu kepadaku?’ Aku menjawab:’ karena  dua  matamu yang sangat indah.’ Dia berkata:’jika kamu sunguh-sunguh, ikutilah aku.’ Aku pun mengikutinya sehingga sampai ke sebuah rumah. Dia pun masuk dan keluarlah dari rumahnya itu seorang wanita tua, lalu ia pun mengizinkan saya untuk masuk. Setelah  sapmpai di dalam rumah, wanita cantik tersebut kembali berkata kepada saya dari balik tirai:’ Wahai orang tua, apakah kamu sunguh-sunguh untuk dan tetap dalam perkataanmu tadi?’ Aku menjawab:’Benar, dia berkata:’ Demi Allah, sunguh aku tidak akan memperdaya (memfitnah) seorang muslim pun sesudahmu.’ Kemudian dia memasukkan (mencongkelkan) tanggannya kedalam kedua matanya dan melemparkannya kepda saya, seraya berkata:’(Dua mata) inilah penyebab (fitnah) terperdayanya kamu dariku, kini aku telah melemparkan dan menyerahkan kepadamu. Maka, pergilah kamu dengan izin Allah.’ Setelah itu aku pulang ke rumah denagn cepat dan masuk ke mihrabku (tempat ibadah khususku). Aku terus menagis dan meraung sehingga maut menjemputku. Ketika telah ditiup terompet kebahagiaan, kami pun bangun dari kubur masing-masing dan kami berkeliling disepuatar ‘Arsy. Seorang malaikat berseru:’Wahai para mujahidin (pejuang), sesungguhnya Allah malu untuk melakukan hisab (perhitunggan amal) terhadapmu. Maka, silahkanlah kamu langsung menyeberangi titian shiratul mustaqim sedangkan aku termasuk di antara mereka. Ketika mereka telah selesai meyeberangi titian shirat, tertinggallah aku. Kemudian aku berseru:’Wahai teman-temanku!’ akan tetapi, mereka tidak memperdulikan seruanku. Ketika itu aku yakin bahwa aku akan menemui kehancuran. Dalam keadaan yang mencemaskan itu, tiba-tiba datanglah sebuah lidah api neraka jahanam membakar  wajahku sebagaimana yang engkau lihat dan seorang penyeru menyeruku:’Wahai Zakwan, ini adalah hari pembalasan, satu pandangan dengan satu pembakaran, sekirahnya kamu menambah (pandanganmu) niscaya kami juga akan menambah (azab)nya.’’’1
Indeks
1 Mempertajam kepekaan spritual, hlm 31-33


Tidak ada komentar:

Posting Komentar